Drone dan Dunia yang Terbelah: Teknologi Canggih dalam Perspektif Ilmu Sosial Kampus
Teknologi drone bukanlah hal baru di dunia modern. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan pesat pada teknologi ini telah membuatnya menjadi sorotan di banyak bidang—dari pertanian, logistik, hingga pertahanan. Penggunaan drone di medan perang juga menimbulkan berbagai pertanyaan penting, terutama dari sudut pandang ilmu sosial yang banyak dikaji di lingkungan kampus.
Drone atau pesawat tanpa awak adalah perangkat yang bisa dikendalikan dari jarak jauh dan mampu melakukan berbagai tugas tanpa kehadiran langsung manusia di dalamnya. Di bidang militer, drone digunakan untuk pengintaian, serangan presisi, hingga pengawasan wilayah. Sementara dalam konteks sipil, drone dimanfaatkan untuk pengiriman barang, pengambilan gambar udara, pemantauan lingkungan, hingga penyelamatan korban bencana.
Namun, teknologi canggih ini ternyata juga membelah dunia dalam banyak hal. Di satu sisi, drone dianggap sebagai simbol kemajuan dan efisiensi. Di sisi lain, drone juga memunculkan kekhawatiran tentang privasi, keamanan, dan etika. Inilah yang menjadi perbincangan hangat di kampus-kampus, terutama di jurusan-jurusan seperti sosiologi, hubungan internasional, dan ilmu komunikasi.
Dalam perspektif ilmu sosial, ada tiga aspek utama yang perlu diperhatikan saat membahas teknologi drone:
-
Perspektif Etika dan Hak Asasi Manusia
Penggunaan drone dalam peperangan menimbulkan banyak kontroversi. Serangan menggunakan drone sering kali tidak melibatkan kontak langsung dengan target, sehingga dapat menimbulkan kesan perang yang "didinginkan". Namun, dampaknya tetap nyata—korban sipil, trauma psikologis, dan kehancuran lingkungan sosial. Mahasiswa di kampus sering mempertanyakan: apakah kemajuan teknologi bisa membenarkan dampak negatifnya terhadap kehidupan manusia? -
Ketimpangan Teknologi
Drone tidak dimiliki semua negara. Negara-negara maju memiliki keunggulan besar dalam mengembangkan dan menggunakan drone. Ini menciptakan ketimpangan kekuasaan yang semakin besar antara negara yang memiliki teknologi dan yang tidak. Dari sudut pandang politik global, ini menjadi isu ketimpangan kekuatan militer dan akses terhadap teknologi. Di ruang diskusi kampus, isu ini sering dikaitkan dengan neokolonialisme dan dominasi negara kuat atas negara lemah. -
Pengaruh terhadap Struktur Sosial dan Budaya
Drone juga mulai masuk dalam kehidupan sehari-hari. Di bidang pertanian, misalnya, drone membantu petani menyemprotkan pupuk dan memantau tanaman. Namun, ini juga berarti pengurangan tenaga kerja manusia. Dalam dunia kerja, muncul kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja karena otomatisasi. Isu-isu seperti ini menjadi bahan diskusi yang menarik di fakultas ilmu sosial, karena berkaitan langsung dengan masa depan masyarakat dan ketimpangan ekonomi.
Kampus sebagai ruang ilmiah mendorong mahasiswa untuk melihat drone tidak hanya sebagai alat, tetapi juga sebagai simbol perubahan sosial. Mahasiswa ditantang untuk berpikir kritis: bagaimana teknologi seperti drone membentuk cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi? Apakah dunia yang semakin canggih ini juga menjadi dunia yang semakin adil?
Kesimpulannya, drone adalah contoh nyata dari bagaimana teknologi bisa membawa manfaat sekaligus risiko. Dari perspektif ilmu sosial, penting untuk tidak hanya mengagumi kecanggihan teknologi, tetapi juga memahami dampak sosial, etika, dan politik yang ditimbulkannya. Kampus memiliki peran penting dalam menciptakan ruang diskusi kritis agar mahasiswa mampu melihat dunia yang terus berubah ini dengan pikiran terbuka dan bertanggung jawab.
Komentar
Posting Komentar